Web ini saya buat dengan tujuan untuk membagikan pengalaman yang saya dapat ketika mengikuti kegiatan "Live In" di Desa Gayamharjo.
Berikut cerita atau pengalaman saya selama live in
Pada tanggal 23-28 Oktober 2017, SMA Yos Sudarso Karawang melaksanakan kegiatan Live In di Desa Gayamharjo, Sleman, Jogjakarta. Kami pergi menuju Jogjakarta pada tanggal 22 oktober pukul 18.00 WIB, sebelumnya kami berkumpul di Gereja Katolik Kristus Raja Karawang untuk mendengarkan beberapa pengumuman dan pengarahan.
Kami pun sampai di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga paroki Dalem, Desa Gayamharjo, Sleman, Jogjakarta, pada pukul 06.30WIB. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Desa Gayamharjo dengan menggunakan truck, karena jalanan di Desa Gayamharjo sangat curam sehingga bus dilarang masuk kesana.
Kami menikmati kebersamaan bersama teman-teman ketika di truck sambil menikmati pemandangan yang ada di Desa Gayamharjo. Akhirnya kami sampai tempat pemberhentian terakhir yaitu Gereja Santa Maria Marganingsih.
Disana kami dipersilahkan untuk menikmati sarapan yang telah disediakan. Setelah sarapan bersama, kami berkumpul kembali untuk mendengarkan beberapa pengarahan dari Ketua Lingkungan Desa Gayamharjo dan panitia. Setelah itu kami diharuskan mencari orang tua
pamong kami masing-masing.
Akhirnya saya dan teman saya (Geraldi) bertemu dengan orang tua pamong kami, setelah berkenalan kami mekanjutkan perjalan menuju rumah pamong kami. Selama diperjalanan saya dan teman saya mengobrol dengan orang tua pamong kami, sambil menikmati jalanan yang menanjak. Saya mendapatkan orang tua pamong yang merupakan seorang petani sekaligus peternak, beliau bernama Bapak Sutarman. Sesampainya kami di rumah Bapak Sutarman, kami disambut dengan ramah oleh istri Bapak Sutarman. Kami dipersilakan untuk masuk dan menyimpan barang bawaan kami serta bersih-bersih. Setelah itu kami kembali mengobrol dengan orang tua pamong kami. Sembari mengobrol saya memperhatikan keadaan disana.
Sebenarnya keadaan lingkungan di Desa Gayamharjo sangat rapih, nyaman, dan udaranya pun sejuk. Namun saat itu cuacanya sangat terik dan hujan pun sangat jarang turun yang mengakibatkan sawah-sawah kering.
Sekitar sore hari saya dan Geraldi membantu Bapak Sutarman mencabut bayam untuk makanan sapi.
Jujur ini adalah pengalaman pertama saya turun ke sawah, sebenarnya agak melelahkan tapi saya berusaha untuk tetap membantu. Setelah mencabut bayam, kami memberi makan sapi. Ini juga pengalaman pertama saya berhadapan dengan sapi sangat dekat. Awalnya saya merasa tidak tahan dengan bau kotoran sapi, lama kelaman akhirnya saya terbiasa. Hari berikutnya kami juga mengikuti kegiatan yang sama. Pada hari Kamis, saya membantu Ibu Sutarman membuat arem-arem untuk Doa Rosasrio. Ini pengalaman yang sangat berkesan karena untuk pertama kalinya saya membantu memasak dengan menggunakan tungku, saya rasa hasil masakannya lebih enak dibanding menggunakan kompor.
Sekitar lima hari, kami mengikuti Doa Rosario. Dari kegiatan tersebut saya melihat keadaan masyarakat Gayamharjo sangat sederhana dan sangat ramah kepada kami. Selain itu sikap menghormati satu sama lain masih sangat kental saya rasakan. Dalam kehidupan yang sederhana dan serba pas-pasan, mereka masih mampu bersyukur.
Hal yang sama saya rasakan dalam keluarga Bapak Sutarman, mereka hidup dalam kesederhanaan. Namun mereka tetap bersyukur dan berusaha untuk menjalani kehidupan mereka.
Perasaan saya ketika menjalani kehidupan seperti mereka yaitu saya merasa sulit mejalani kehidupan seperti mereka yang serba pas-pasan. Namun dari kehidupan mereka saya mendapatkan suatu pelajaran penting bagi kehidupan saya, yaitu bersyukur dalam setiap keadaan karena dengan bersyukur kita dapat menjalani kehidupan dengan penuh sukacita dan kehidupan yang kita jalani menjadi lebih ringan.
Pada hari Kamis pukul 07.00-10.00WIB, kami siswa dan siswi SMA Yos Sudarso Karawang mengikuti kegitan gotong royong di Sendang Sriningsih. Kami bersama-sama membersihkan area sekitar Sendang, setelah gotong royong kami. Diberi kesempatan untuk berdoa di Gua Maria.
Pada hari Jumat, kami diberi kesempatan untuk pergi ke Bukit Mintorogo bersama teman-teman atau orang tua pamong. Disini juga saya rasakan adanya kebersamaan. Sesampainya di Bukit Mintorogo, kami melihat pemandangan yg indah. Setelah lama disana kami memutuskan untuk pulang dan bersiap-siap untuk mengikuti Misa Penutup. Pada pukul 15.00WIB, kami berkumpul di Gereja Santa Maria Marganingsih untuk mengikuti misa penutup. Sedih rasanya ketika kami bersama-sama menyanyikan lagu "Kemesraan Ini" bersama Orang Tua pamong dan teman-teman. Pukul 20.00WIB, kami kembali ke rumah pamong kami masing-masing dan berkemas-kemas untuk besok.
Besok paginya kami harus berkumpul di Gereja Santa Maria Marganingsih untuk pulang ke Karawang. Rasa sedih sangat terasa ketika kami berpamitan dengan orang tua pamong kami, tidak lupa kami foto bersama keluarga pamong kami sebelum pulang.
kebersamaan selama lima hari ini tidak akan saya lupakan. Terima kasih Gayamharjo untuk pengalaman dan caeritanya 😁😁😁
Itulah pengalaman dan cerita saya selama Live In di Desa Gayamharjo.
Berikut foto-foto selama Live In :
hai cowo wkwkkw
BalasHapusHai cewe wkwkkw
Hapus